Icyn-Day Jogja Trip #2

Sunday, January 20, 2019

Melanjutkan cerita Icyn-Day Jogja Trip #1, di tulisan kali ini, gue akan coba menceritakan secara garis besar kegiatan gue per harinya (7-18/08/17) dengan sedikit penjabaran mengenai destinasi wisata dan tempat makan yang siapa tau bisa dijadikan sebagai rekomendasi untuk yang mau liburan ke Jogja. Semoga bermanfaat.

DAY 1
St. Pasar Senen - Gue berangkat dari rumah sekitar jam 8.30 menuju St. Pasar Senen karena kereta yang gue naiki berangkat jam 10.15. Berhubung nggak ada yang nganterin, gue memutuskan untuk naik taksi online dan langsung ketemuan sama Icyn di stasiun. Niat mau menghindari macet, kok ya supirnya malah ambil jalan yang muter banget dan ujung-ujungnya malah kena macet juga. Alhasil gue baru sampai di stasiun pas antrian masuk kereta udah dibuka. Gue dan Icyn naik kereta api Gaya Baru Malam Selatan dengan harga per tiketnya Rp 104.000.

St. Lempuyangan - Kita sampai di Lempuyangan sekitar jam 19.15 dan langsung pesan taksi online menuju kosan temen gue, Icha. Selama liburan ini, gue dan Icyn lebih sering pergi-pergi naik ojek atau taksi online. Selain karena kadang nggak ada kendaraan, tempat-tempat yang mau kita datangi juga jaraknya lumayan deket, jadi nggak bikin mahal di ongkos.

Anyway, untuk ngepres budget selama di Jogja, gue dan Icyn sama sekali nggak sewa penginapan. Gue menginap di kosan Icha di Gang Megatruh, Caturtunggal, dan Icyn di kosan sepupunya, Riska, yang kalau naik ojek online dari kosan Icha cuma sekitar Rp 4.000.

DAY 2
Taman Sari - Ini dia destinasi wisata pertama yang kita datangi. Awalnya gue pribadi nggak tau persisnya ini tempat apa. Tapi pasti pada tau kan kalau ini adalah salah satu tempat yang cukup hits di Instagram? Harga tiket masuknya Rp 5.000, kalau bawa kamera bayar lagi Rp 2.000. Karena nggak sewa guide, kita nggak butuh waktu lama untuk bisa mengelilingi objek wisata ini. Sesekali kita jalan sambil dengerin sedikit penjelasan dari guide yang disewa sama rombongan lain, sisanya kita habiskan dengan foto-foto sampai  sebelum kondisi tempatnya semakin ramai dan makin susah buat dapetin background yang nggak ada orang lewatnya.

Tempo Gelato - Setelah merasa cukup foto-fotonya dan nggak tau mau ngapain lagi, kita jalan kaki ke Keraton Jogja yang jaraknya nggak begitu jauh dari Taman Sari. Tapi sayang, ternyata keratonnya udah tutup. Kita nggak tau kalau ternyata jam operasionalnya cuma sampai jam 2 siang. Akhirnya kita memutuskan untuk makan es krim di Tempo Gelato. Dalam perjalanan menuju ke sini, sempet beberapa kali gue bilang kalau mata rasanya udah berat banget alias ngantuk berat. Saking ngantuknya sampai nggak tau kalau ternyata HP gue ilang dan baru sadar pas lagi mau fotoin es krim yang gue beli. Panik bukan maen shay baru hari ke-2 HP udah ilang. Singkat cerita, dengan memohon amat sangat ke driver taksi online yang tadi kita tumpangi, beliau bersedia untuk balik lagi ke Tempo Gelato, padahal udah bawa penumpang baru. Gue ubek-ubek itu mobil, tapi nggak ketemu juga HP nya. Awalnya gue nggak langsung telfon ke HP itu karena (amit-amit) takut yang ambil tau kalau gue udah sadar HP nya ilang. Pas lagi geledah mobil, barulah gue telfon HP itu dan ada yang ngangkat! Ternyata oh ternyata yang ngangkat itu tukang parkir Tempo Gelato. Jadi saking ngantuknya, gue nggak sadar gitu kalau gue jatuhin HP pas turun dari mobil. Waktu mobilnya pergi, tukang parkirnya menemukan HP gue tergeletak di jalanan dan disimpenin di ember yang dia pakai untuk nyimpen uang parkir. Ya Allah Alhamdulillah banget masih ada orang baik kayak gini. Kalau sampe beneran ilang sih kayaknya alamat nggak berlanjut ini liburan.

DAY 3
Ayam Geprek Bu Rum - Hari ini kita absen dulu pergi-pergi pakai ojek/taksi online karena kita dapat tumpangan dari temennya Icha yang sebenernya temen gue juga sih. Namanya Rifa. Sebelum ngunjungin objek-objek wisata, kita makan dulu di Ayam Geprek Bu Rum. Wah, ini sih beneran yang namanya definisi murah tapi endolita. Satu porsi ayam geprek + kuah tongseng + es teh manis Rp 11.000 aja sister. Surga nggak tuh? Di sini, ayamnya itu ayam tepung dan kita ambil sendiri mau pakai berapa cabe untuk sambalnya. Kayaknya Ayam Geprek Bu Rum udah terkenal banget deh di Jogja dan ada beberapa cabangnya. You guys harus coba!

Tebing Breksi - Selesai makan, kita lanjut jalan-jalan ke Tebing Breksi. Lagi-lagi ini salah satu objek wisata Jogja yang lagi hits. Biaya masuknya gratis, tapi akan diminta biaya parkir kendaraan seikhlasnya. Sebagaimana tempat ini sedang hits-hitsnya di Instagram, udah pasti banyak spot-spot yang cucok buat jadi tempat foto-foto. Mau foto di depan tebingnya aja juga udah ok sih.

Candi Ijo - Candi ini letaknya nggak begitu jauh dari Tebing Breksi, mungkin sekitar 3 km kali ya. Tempatnya juga nggak begitu luas. Masuknya pun nggak dipungut biaya, kita cuma perlu menyiapkan uang untuk bayar parkir aja. Katanya ini adalah candi yang letaknya paling tinggi di Jogja. Nggak heran sih, pemandangannya mirip-mirip kayak kalau lagi di Puncak. Kita bisa lihat kota Jogja sambil duduk-duduk di bebatuan sekitar halaman candi.

DAY 4
Hari ini libur dulu jalan-jalannya karena harus memenuhi 'alasan' yang gue pakai untuk bisa sampai di Jogja. Berhubung gue dan Icyn lagi skripsian, jadi hari ke-4 ini kita manfaatkan untuk cari-cari referensi di Perpustakaan UGM. Sejujurnya, buat gue ini formalitas aja sih karena dari 12 hari di Jogja pun gue ke perpus cuma sekali ini aja hehehe.

DAY 5
Solo - Di hari ke-5, gue pisah dulu sama Icyn. Icha ngajak gue jalan-jalan ke Solo bareng Sally, temen KKNnya. Kita berangkat dari St. Lempuyangan menuju St. Balapan Solo naik kereta api Prameks. Harga tiketnya Rp 8.000 dan bisa dibeli langsung di loket stasiun. Sistem duduk kereta ini mirip sama commuter line, nggak ada nomor kursinya. Jadi ya siapa cepat dia dapat. Perjalanan Jogja - Solo dengan kereta ini memakan waktu kurang lebih 1 jam.

Sampai di St. Balapan, kita dijemput sama teman KKN Icha yang tinggal di Solo. Namanya sama kayak gue, Dayinta. Dia ini yang berbaik hati menyediakan rumahnya untuk kita bermalam di Solo. Kita diajak makan tongseng yang kayaknya sih udah jadi langganannya. Entah apa nama tempatnya, sate dan tongsengnya juara. Porsinya banyak, sayang aja harganya kurang travel friendly (hiks). Selesai makan, kita diajak ngeteh-ngeteh syantik di tempat yang gue lupa juga namanya apa. Lupa mulu deh maafin ya.

DAY 6
Solo - Berhubung waktunya nggak banyak dan nggak ada planning juga untuk datang ke tempat-tempat wisata, paginya kita langsung bersiap untuk pulang lagi ke Jogja. Sebelum balik ke stasiun, bukannya menikmati makanan-makanan khas Solo, kita malah makan di Richeese Factory yang padahal mah di Jakarta juga ada. Tapi berhubung di Jogja nggak ada, Icha dan Sally pengen banget makan di sini, katanya sekalian bungkusin untuk temen Icha di Jogja. Setelah makan, baru deh kita beli Serabi Notosuman khas Solo dan kuenya si Jesica Mila, Solo Pluffy.

GSP UGM - Sorenya sepulang dari Solo, kayaknya terlalu sayang kalau langsung leyeh-leyeh manja di kosan. Gue memutuskan untuk jogging bareng Icyn dan Riska di sekitaran gedung Grha Sabha Pramana (GSP) UGM. Rame ya ternyata. Ada maba-mba yang lagi persiapan pulang, mahasiswa yang lagi evaluasi kegiatan ospek, dan pastinya orang-orang yang lagi jogging juga. By the way, tempat ini memang biasa dimanfaatkan sebagai jogging track sama orang-orang UGMnya sendiri maupun masyarakat umum. Buat yang berencana untuk liburan lama kayak gini, jangan lupa bawa baju olahraga juga ya! (Meskipun olahraganya cuma sekali hahaha)

Bukit Bintang - Berkat rasa penasaran akan pemandangan apa yang disajikan si Bukit Bintang, Icha pun bersedia menemani gue bermotor ria menyusuri Jogja malam hari untuk bisa mandangin lampu-lampu kota Jogja dari dataran yang lebih tinggi.

DAY 7
Sunmor UGM - Seperti minggu pagi di belahan bumi lainnya, di sekitaran UGM ternyata ada pasar pagi juga. Orang-orang di Jogja nyebutnya Sunmor, akronim dari sunday morning. Yang jualan buanyaaak banget. Mau beli apa aja ada. Kerudung motif-motif, baju, jaket, celana, kacamata, make up, makanan minuman, semua ada deh pokoknya. Tapi berhubung liburan masih panjang, gue memutuskan untuk nggak belanja apa-apa, cuma sekedar sarapan lontong sayur dan menuruti keingintahuan gue akan rupa si Sunmor ini.

Malioboro - Belum afdol kan kalau ke Jogja tapi belum ke Malioboro. Gue dan Icha sengaja datang ke sini sekitar jam 9 malam. Jangan tanya ramainya kayak apa, tapi justru itu yang gue tunggu, Malioboro di malam hari. Jajan jasuke dan es susu, nonton pertunjukan musik, duduk dan ngobrol santai sambil ngeliatin delman, becak, dan beragam rupa manusia berlalu-lalang.


***

Note: cerita di hari ke-8 sampai dengan hari terakhir ditulis jauh setelah gue menulis cerita sampai di hari ke-7 yang berarti perjalanan ini udah lewat lebih dari setahun. Ku mohon maaf sebelumnya kalau akan ada banyak part dan haga-harga yang kelewat atau kelupaan, tapi masih tetep mau lanjutin ceritanya. Cekidot.

DAY 8
Gudeg Bromo - Entah apa yang gue lakukan dari pagi sampai malam, yang gue inget menjelang tengah malam gue diajak Icha makan di salah satu Gudeg terkenal yang katanya baru buka sekitar jam 10 atau 11 malam tapi ngantrinya naujubilah. Eh bener aja dong padahal kita dateng udah mau jam 12 tapi ngantrinya masih panjang. Sebagai yang bukan penggemar gudeg, menurut gue Gudeg Bromo ini rasanya emang enak sih. Ada yang beda dari gudeg lainnya, tapi nggak ngerti juga mau jelasinnya gimana. Harganya juga standar nggak terlalu murah dan mahal. Makannya lesehan di depan toko-toko yang udah tutup. Ini salah satu yang harus dicoba juga sih pokoknya kalau ke Jogja!

DAY 9
Gumuk Pasir Parangtritis - Parangtritis jaraknya lumayan jauh dari Caturtunggal yang kalau ditempuh naik taksi online tarifnya bikin nggak pengen naik sambil bilang "Dih kok mahal sih?". Ya iyalah jauh. Karena cuma ada satu motor dan kebetulan Icha juga belum pernah ke sini, gue dan Icyn memutuskan untuk pisah dulu jalan-jalannya hari ini.

Perjalanan ke Parangtritis ini enaknya cuma lurus-lurus aja dan jalanannya bagus, jadi kalau naik motor nggak capek-capek banget. Gue sama Icha gantian nyetir pulang-pergi. Lupa pastinya perjalanan berapa jam, tapi kalau dikira-kira sekitar 1-1,5 jam. Seperti yang udah gue bayangkan sebagaimana sebuah gumuk pasir yang didatangi siang bolong ya udah pasti puanaaass pol. Tapi nggak tau kenapa ya kita tetep seneng aja bisa dateng ke sini. Mungkin karena hasil foto yang didapet bagus-bagus dan instagramable kali ya. Di sini nggak ada apa-apa, bener-bener cuma gumuk pasir membentang yang menurut gue bukan diperuntukkan buat main apalagi nongkrong-nongkrong. Tapi kalau mau buat foto-foto, cus lah! 

DAY 10
Pantai-pantai di Gunungkidul - Setelah bermotor ria di hari ke-9, di hari ke-10 ini jalan-jalan masih tetep naik motor karena tujuan yang mau ditempuh lebih jauh dari sebelumnya, jadi udah pasti kan taksi online blacklist karena mahal. Yang beda dari perjalanan hari ini, selain destinasi wisata, partnernya pun nggak sama. Kalau kemarin sama Icha, hari ini sama Icyn. Yang kita tau, di Gunungkidul ada banyak banget pantai-pantai bagus yang jaraknya nggak begitu jauh satu sama lain. Nanggung banget kan udah liburan berhari-hari tapi belum ketemu laut. Akhirnya kita nyempetin dulu buat jalan ke beberapa pantai yang sekiranya sanggup buat kita datangi.

Perjalanan ke Gunungkidul kita tempuh kurang lebih 2 jam. Jalannya nggak semulus waktu ke Parangtritis karena kali ini banyak belok-beloknya, terutama di jalan-jalan sekitaran pantai. Amsyong lah ini naik turun bebatuan sampe gemeter karena nahan keseimbangan. Sempet jatuh juga waktu nanjak di jalan dari salah satu pantai. Panik karena motornya sempet nggak nyala dan posisinya jadi stuck nggak bisa naik dan turun. Tapi Alhamdulillah didiemin bentar akhirnya bisa nyala juga.
 
Pantai Nampu

Ada 3 pantai yang berhasil kita datangi; Pantai Wediombo, Pantai Nampu, dan Pantai Watu Lumbung.

DAY 11
Malioboro dan sekitarnya - Maliboro lagi. Tentu. Kita sengaja untuk nggak mendatangi destinasi wisata manapun di satu hari sebelum kepulangan selain dari pusat belanja oleh-oleh. Seperti turis-turis Jogja pada umumnya, kita beli bakpia, dompet-dompet kecil Malioboro, dan nggak lupa kue kekiniannya Zaskia Mecca, Mamahke Jogja, yang ternyata enak juga rasanya.

DAY 12
Last day! Kita pulang dari St. Lempuyangan jam 14.45 naik kereta Progo. Harga tiketnya Rp 125.000 tapi dapet promo dari Traveloka, jadi cukup bayar Rp 99.511. Sampai di St. Senen sekitar jam 12 malam dan langsung pulang dijemput keluarga masing-masing.

***

Seneng deh akhirnya terealisasi juga liburan yang agak panjang ini. Lebih seneng lagi karena pulang-pulang kantong nggak langsung mendadak kering karena berhasil liburan dengan budget minim. Kalau ditotal-total dari berangkat sampai pulang, gue mengeluarkan uang sekitar 1,2jutaan untuk 12 hari. Ngepres budget sewajarnya sebagaimana apa yang bisa dipermurah tapi tetep terlihat mudah. Dan nggak lupa, semua ini belum tentu akan berjalan dengan baik kalau bukan karena bantuan dari pihak-pihak yang mau direpotin hehehe. Makasi banyak Icha buat tumpangan kosannya, motornya, rekomendasinya, pokoknya semuanya. Makasi juga buat Riska karena udah mau berbagi tumpangan kosan juga ke Icyn dan gue yang kadang suka ikut main ke sana. Last but not least, yang terpenting terima kasih yang paling banyak buat partner liburanku kali ini, Icyn. Sampai jumpa di liburan selanjutnya. Ku nabung dulu.

Ps: sad banget guys, nggak banyak dan bener-bener sesedikit itu sisa foto liburan di Jogja yang masih tersisa karena mostly belum diback up dari HP gue yang hilang.

You Might Also Like

1 komentar

  1. Seakan rindu jogja, kota yang penuuh cerita.

    ReplyDelete