Kyaa.. 2016 is already here! Sebelum akhirnya memutuskan untuk mulai menulis kaleidoskop yang ketiga ini, gue coba sedikit menengok ke belakang untuk sekedar melihat diri gue selama beberapa tahun terakhir melalui tulisan-tulisan di blog ini, khususnya pada dua judul yang sengaja gue rangkum setiap tahunnya, yaitu Kaleidoskop 2013 dan Kaleidoskop 2014. Pada akhir tulisan di Kaleidoskop 2014, gue sedikit menyematkan kalimat harapan semoga 2015 bisa memberikan pelajaran yang lebih banyak dan berharga, dan tentunya bisa dikenang selalu. Nyatanya harapan-harapan itu terjawab melalui berbagai hal yang terjadi selama setahun belakangan ini. Nggak jarang semua itu bikin gue rasanya ingin menobatkan 2015 menjadi tahun tersulit yang pernah gue jalani sepanjang hidup.
Di tahun ini, gue banyak menemukan hal-hal yang bikin gue mikir dan belajar. Nggak jarang hal-hal yang gue pikirkan justru bikin gue jadi rendah diri dan lagi-lagi ungrateful sama yang Tuhan kasih, mengingat manusia yang pada hakikatnya nggak pernah merasa puas, kan? Itu yang sering bikin pengen nangis dan menganggap hidup rasanya kok berat banget sih. Terus apa yang terjadi selama setahun ini juga sedikit banyak merubah sifat dan cara gue memperlakukan orang. Unfortunately it didn't go for something good. Entah kenapa gue berubah menjadi manusia super jutek, tempramen, dan nggak pedulian (pada waktu tertentu). Kalau kata salah satu teman baik yang sering gue curhatin, apa yang terjadi selama beberapa waktu ke belakang yang mungkin membuat gue jadi seperti sekarang ini. Benci, capek, iri, segala beban, dan masalah. All those things somehow made me who I am today. Belum lagi, di tahun ini pun gue diperlihatkan bahwa menjadi seorang yang sadar akan sekitar itu penting. Terlebih saat menaruh kepercayaan pada orang lain. Nggak, gue nggak habis kena tipu kok. Bukan itu. Tapi gue jadi ngerti aja, ada hal yang membuka mata gue bahwa ternyata even the closest one can stab you behind! Wow.
Kalau dipikir-pikir, life seems hideously unfair to me this year yet still I had lots of fun things going on at the moment. So don't be sad, baby! Masih banyak hal berkesan yang bisa dibanggakan di tahun ini. Hal-hal yang mungkin menurut orang lain biasa aja dan bukan sesuatu yang mungkin seharusnya dijadikan sebagai pencapaian. Tapi gue menulis di sini dengan bangganya because I made it happen this year! Tahun lalu gue belajar untuk suka baca. Tahun ini gue berhasil baca 9 buku. Tahun lalu gue jadi MC untuk pertama kalinya. Tahun ini gue dipercaya untuk jadi MC acara OPAK (4 hari berturut-turut) dan Seminar Nasional FST Entrepreneurship Week. Tahun lalu gue dipercaya untuk jadi ketua It's Art, and I made it happen to be Vocal Group Festival. Kyaa! Di tahun ini pula gue mengajar anak-anak SD untuk pertama kalinya. Pun blog ini sepi postingan karena gue banyak mengisi hari dengan berbagai kegiatan (dari yang cuma main uno sampai yang penting beneran). Well, kenapa gue harus bangga dengan apa yang gue lakukan ini? Jelas, karena untuk bisa melawan kemalasan dan mood yang mudah berganti-ganti itu bukan sesuatu yang mudah. Percaya sama diri sendiri untuk bisa melakukan hal-hal yang belum pernah dilakukan atau bahkan bukan ranahnya juga nggak semudah membalikkan telapak tangan. Di luar sana pasti ada banyak orang yang lebih kompeten, yang lebih luar biasa dibanding gue yang hanya bak serpihan rengginang. Tapi selalu ada alasan kenapa orang lain mempercayakan gue untuk bisa mengemban tugas yang diberikan. Apapun alasannya. Betul? Betul.
Di tahun ini pun akhirnya gue resmi menginjak usia berkepala dua. Usia yang jelas bukan remaja lagi. Dimana tanggung jawab yang diemban ternyata lebih berat. Masalah yang datangpun bukan lagi sekedar perkara jerawat. Proses pembelajaran dan apa yang harus dipelajari pun nggak main-main. But I know it will all be worth it in the end.
After all, masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, gue akan sedikit menuliskan kalimat-kalimat harapan di akhir tulisan ini. Melihat perubahan yang terjadi selama setahun terakhir, harapan utama gue jelas adalah semoga gue bisa mengontrol diri dan mencintai diri gue jauh lebih baik lagi. Salah satunya mungkin dengan melakukan hal-hal produktif with no pressure! Let's raise a toast to a new fresh beginning. Happy new year everyone!
After all, masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, gue akan sedikit menuliskan kalimat-kalimat harapan di akhir tulisan ini. Melihat perubahan yang terjadi selama setahun terakhir, harapan utama gue jelas adalah semoga gue bisa mengontrol diri dan mencintai diri gue jauh lebih baik lagi. Salah satunya mungkin dengan melakukan hal-hal produktif with no pressure! Let's raise a toast to a new fresh beginning. Happy new year everyone!