Bukan, ini bukan ulasan tentang lagunya Jennifer Lopez feat. Pitbull yang sempet hitz beberapa tahun silam. Melainkan tentang sebuah pencapaian baru yang akhirnya bisa diraih sebelum menapaki umur berkepala 2. Bukan bener-bener baru sih, cuma mengulang yang sempat vakum setelah sekian lama aja. Dan bukan juga harus banget diraih sebelum umur 20 sih, cuma biar kesannya lebih asoy aja.
So happy to finally back!
Tanggal 7 Mei 2015 kemarin, gue dan 6 orang teman lainnya dapat kesempatan untuk tampil menarikan Tari Zapin di acara pembukaan Milad FST (ulang tahun fakultas gue, Fakultas Sains dan Teknologi). Buat gue, ini pastinya momen yang wow bangetlah. Gimana nggak wow, setelah kurang lebih 10 tahun nggak nari tradisional, ternyata gue masih bisa ngikutin alur tariannya dan dipilih untuk tampil di opening dengan waktu latihan yang lumayan singkat.
Dulu waktu SD gue sempet ikutan ekskul tari dan seneng banget yang namanya tari tradisional. Sampe akhirnya di kelas 5 gue mulai bosen dan lebih milih untuk les renang aja (loh.. beloknya lumayan jauh). Semenjak itu, gue nggak pernah lagi tertarik sama yang namanya tari tradisional, buat gue itu udah ngebosenin aja (songong banget ya haha). Masuk SMA, gue mulai mengenal yang namanya cheerleading. Kata orang cheers itu nyeremin, kurang kerjaan, nggak kece, dan lain-lain. Tapi buat gue cheers itu luar biasa memukau. Sejak gue tau apa itu cheers, tepatnya saat demo ekskul, gue langsung jatuh hati dan langsung milih cheers untuk jadi ekskul yang akan gue ikuti. Nah, di cheers inilah gue mulai berdamai lagi sama yang namanya nari. Meskipun narinya bukan nari tradisional dan partnya cuma sepersekian dari cheersnya itu sendiri secara keseluruhan, tapi gue menikmati betul setiap tarian yang pelatih gue ajarkan. Apalagi kalo udah ada koreo baru. Sayangnya, setelah melalui 3 tahun pendidikan SMA, berlalulah juga kegiatan per-cheerleading-an itu.
Di tahun 2015 ini, divisi seni DEMA FST (yang diketuai oleh gue sendiri dan ketua departemennya kak Dini kece) membentuk sanggar tari tradisional fakultas yang bernama Srikandi. Awalnya gue ogah ikutan dan cuma pengen handle ini itu kalo dibutuhkan, tapi ngeliatin yang lain pada latihan kayaknya seru banget. Sampe akhirnya di salah satu pertemuan, iseng-isenglah gue ikutan. Eh kok ya malah keenakan dan keterusan latihan sampe sekarang. Selain karena gue anggap ini sebagai pengganti olahraga yang sama-sama bikin keringetan, 10 tahun ternyata bikin gue jadi kangen lagi.