Bertahun-tahun ngeblog, belum afdol rasanya kalau belum bawa-bawa nama Mia masuk ke dalam sini. Ke dalam platform yang selalu gue jadikan sebagai tolak ukur dari apa yang gue lakukan selama ini, yang udah mulai cukup banyak mengabadikan perasaan dan momen-momen yang gue rasa penting. Mia emang bukan momen, tapi Mia penting. (cailah)
***
Sebagai seorang introvert, kadang berspekulasi dan berkomunikasi dengan diri sendiri juga ada lelahnya. Tapi toh menceritakannya ke sembarang orang juga jadi nggak ada gunanya. Banyak orang di luar sana yang cuma kepo, bukan peduli. Yang mau sekedar tau, tapi nggak ada solusi. Sementara masalah datang silih berganti. Seolah nggak kasih napas biar pemiliknya bahagia dulu sebentar aja. Yang ada bisanya apa? Ngeluh. Abis itu apa? Nangis. Terus end up being ungrateful. Iya, gue menceritakan diri gue sendiri. Haha.
Seneng deh kalau ada orang lain yang nggak pernah ngeremehin masalah sekecil apapun, yang selalu setia jadi pendengar dari cerita-cerita sereceh apapun. And thank God I have you! Percayalah Mi, I never thought that we would be this close. Kalau diinget-inget jaman SMA dulu, yah apalah kita Mi. Bocah-bocah humas yang kerjanya cengengesan mulu, main DDR mulu, abis itu karaokean nggak jelas di Fun World. Tapi sekarang malah jadi orang yang sering gue cari-cari, yang gue introgasi mulu kalau lagi deket sama cowok. Posesif amat ya.
Terus kenapa judul postingannya kayak gini? Inget nggak waktu gue lagi heboh-hebohnya cerita soal masalah ini dan itu, curhat mulu sampai kadang gue nyeritainnya aja juga capek sendiri. Ini kalimat yang selalu gue inget sampai sekarang. Yang selalu bikin gue yakin kalau semua masalah, seberat apapun itu, pasti bakal lewat. Kayak yang sering lo bilang ke gue setiap gue abis cerita, "Berat Day, tapi pasti lewat." Entah pada akhirnya akan berbuah manis atau enggak, tapi pasti lewat. Ya kan?
Intinya, makasih Mi untuk selalu berjalan di atas sepatu gue. Selalu berkenan untuk 'bahagiain' setiap gue butuh. Selalu ada bukan hanya di saat gue lagi galau atau stres berat, tapi juga di saat gue lagi bahagia, lagi jatuh cinta. Makasih Mi untuk selalu memperlakukan gue sebagaimana gue ingin diperlakukan, meskipun gue sering semena-mena. Masih akan ada banyak cerita yang bakal sama-sama kita curhatin, pemikiran yang bakal kita saling tuker, dan gosip-gosip yang bakal jadi bahan pertemuan kita ke depannya.
Happy belated birthday, Almira.
I know you will always have my back,
Seneng deh kalau ada orang lain yang nggak pernah ngeremehin masalah sekecil apapun, yang selalu setia jadi pendengar dari cerita-cerita sereceh apapun. And thank God I have you! Percayalah Mi, I never thought that we would be this close. Kalau diinget-inget jaman SMA dulu, yah apalah kita Mi. Bocah-bocah humas yang kerjanya cengengesan mulu, main DDR mulu, abis itu karaokean nggak jelas di Fun World. Tapi sekarang malah jadi orang yang sering gue cari-cari, yang gue introgasi mulu kalau lagi deket sama cowok. Posesif amat ya.
Terus kenapa judul postingannya kayak gini? Inget nggak waktu gue lagi heboh-hebohnya cerita soal masalah ini dan itu, curhat mulu sampai kadang gue nyeritainnya aja juga capek sendiri. Ini kalimat yang selalu gue inget sampai sekarang. Yang selalu bikin gue yakin kalau semua masalah, seberat apapun itu, pasti bakal lewat. Kayak yang sering lo bilang ke gue setiap gue abis cerita, "Berat Day, tapi pasti lewat." Entah pada akhirnya akan berbuah manis atau enggak, tapi pasti lewat. Ya kan?
Intinya, makasih Mi untuk selalu berjalan di atas sepatu gue. Selalu berkenan untuk 'bahagiain' setiap gue butuh. Selalu ada bukan hanya di saat gue lagi galau atau stres berat, tapi juga di saat gue lagi bahagia, lagi jatuh cinta. Makasih Mi untuk selalu memperlakukan gue sebagaimana gue ingin diperlakukan, meskipun gue sering semena-mena. Masih akan ada banyak cerita yang bakal sama-sama kita curhatin, pemikiran yang bakal kita saling tuker, dan gosip-gosip yang bakal jadi bahan pertemuan kita ke depannya.
Happy belated birthday, Almira.
I know you will always have my back,
and vice versa.