Curhat x Mengeluh
Wednesday, July 16, 2014
Siang blogger. Apa kabar? Sehat? Alhamdulillah.
Sebelumnya gue mau mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan. Semoga Ramadhan kali ini penuh berkah dan kita bisa jadi pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Saling mengingatkan untuk menjauhi keburukan dan senantiasa berlomba-lomba dalam kebaikan. Jama'aahhh~
Well, gue agak sedikit lega karena gue tau gue punya blog yang bisa selalu jadi tempat curhat dan mengeluh. Kayak sekarang ini. Udah 2 hari ini gue skip ngampus. Sebenernya udah libur sih, tapi gue lagi ikut SP selama 2 minggu untuk memperbaiki nilai Matematika Diskrit di semester 1. Gue sakit. Sakit lagi. Kalau diinget-inget, selama kuliah ini gue sering banget ngedrop kayak gini, dengan penyakit yang sama, penyebab yang sama. Minggu lalu, sehari sebelum pemilu, pulang SP badan gue super panas, siang-siang kedinginan, badan sakit semua. Setelah itu better dan hari Minggunya badan gue panas lagi. Seninnya mata super merah kayak vampir, muka pucet, dan terpaksa harus ngampus karena hari Senin itu ada UTS dan nggak bisa susulan. Terus gue diterapi gitu. Dari beberapa orang yang nerapiin gue, rata-rata sakit dan penyebab sakit gue ini ya itu-itu aja. Saraf gue tegang, sakit kepala, sesek nafas, asam lambung naik, terlalu banyak mikir tapi asupan oksigen yang naik ke otak nggak mencukupi, isi kepala udah ruwet (banyak pikiran tapi nggak pernah refreshing), masuk angin yang udah menjalar ke hampir seluruh tubuh (nggak ngerti gimana), darah gue gampang mengental dan itu nggak bagus karena peredaran darah jadi nggak lancar. Emang iya sih, semenjak kuliah, gue ngerasa hidup beserta polanya mulai berubah. Sayangnya bukan ke perubahan yang lebih baik, justru yang bikin gue jadi kayak sekarang ini. Gue nggak pernah olahraga lagi atau bisa dibilang super jarang karena satu-satunya olahraga yang gue lakukan di SMA dan emang ngeluarin banyak keringet ya cuma cheers. Gue udah jarang banget main yang padahal bisa bikin gue ketawa mulu dan jauh dari stres. Gue hampir selalu pulang ke rumah setelah ngampus yang otomatis bikin gue doing nothing gitu di rumah, bahkan bikin makin stres karena denger keluhan dari sana-sini yang pastinya bikin pikiran gue jadi nggak positif. Dan yang paling bikin gue stres adalah gue harus kuliah di jurusan yang ternyata bukan tempat gue. Harus belajar materi yang sulit diterima karena hati dan pikiran gue selalu nolak untuk nerima pelajarannya. Gue selalu mikirin gimana caranya gue keluar dari sini tanpa harus banyak ngebebanin orang lain. Bahkan akhir-akhir ini gue mikirin apa yang mesti gue lakuin kalau akhirnya nggak ada satupun pilihan di SBMPTN yang nyantol di gue. Gue nggak kebayang harus belajar Aljabar Abstrak, Kalkulus 3, dan teman-temannya.
Intinya sekarang gue udah capek maksimal berurusan with all that college stuffs beserta dengan organisasi-organisasinya. Apalagi struggling untuk survive. Gue cuma butuh refreshing, liburan, main, ketawa-tawa sampe nangis, pokoknya seneng-seneng tanpa pressure. Gue capek diperintah. I just need a little while to do all the things that I really want to do, not what others want me to do. Karena kalau dipikir-pikir, selama kuliah ini, gue banyak melakukan sesuatu nggak dengan hati. I do things just to please others, I do things because it's an order. Pathetic sih karena itu justru bukan bikin gue seneng tapi jadi malah kayak banyak tekanan. Kayaknya gue mulai butuh reminder alias orang yang bisa ngingetin gue untuk melakukan apa yang harus gue lakukan, to stop to do this and that and start to do this and that. Gue mulai butuh tangan kanan karena gue ini mulai terlalu individualis yang bikin isi kepala gue jadi ruwet dengan selalu komunikasi sendiri, tanya dan jawab semua pertanyaan gue sendiri, nelen semua beban dan masalah sendiri. Jadi stresnya juga sendiri. Gue butuh orang yang mengerti gue tanpa menuntut untuk dimengerti balik. Gue butuh orang yang bisa nyemangatin gue tanpa nuntut harus disemangatin balik. Gue butuh orang yang bisa sedikit aja nggak menyepelekan gue tapi justru peduli. Bukan yang "lo lagi drama banget sih Din, jijik dah" tapi yang... ya gitu lah.
Intinya sekarang gue udah capek maksimal berurusan with all that college stuffs beserta dengan organisasi-organisasinya. Apalagi struggling untuk survive. Gue cuma butuh refreshing, liburan, main, ketawa-tawa sampe nangis, pokoknya seneng-seneng tanpa pressure. Gue capek diperintah. I just need a little while to do all the things that I really want to do, not what others want me to do. Karena kalau dipikir-pikir, selama kuliah ini, gue banyak melakukan sesuatu nggak dengan hati. I do things just to please others, I do things because it's an order. Pathetic sih karena itu justru bukan bikin gue seneng tapi jadi malah kayak banyak tekanan. Kayaknya gue mulai butuh reminder alias orang yang bisa ngingetin gue untuk melakukan apa yang harus gue lakukan, to stop to do this and that and start to do this and that. Gue mulai butuh tangan kanan karena gue ini mulai terlalu individualis yang bikin isi kepala gue jadi ruwet dengan selalu komunikasi sendiri, tanya dan jawab semua pertanyaan gue sendiri, nelen semua beban dan masalah sendiri. Jadi stresnya juga sendiri. Gue butuh orang yang mengerti gue tanpa menuntut untuk dimengerti balik. Gue butuh orang yang bisa nyemangatin gue tanpa nuntut harus disemangatin balik. Gue butuh orang yang bisa sedikit aja nggak menyepelekan gue tapi justru peduli. Bukan yang "lo lagi drama banget sih Din, jijik dah" tapi yang... ya gitu lah.
Setiap gue sakit, gue pasti sadar akhirnya ketidakpedulian gue terhadap pola apapun udah semakin kacau, baik pola makan, olahraga, pola pikir, dan pola hidup lainnya. Tapi belum ada satupun yang bisa berubah secara dratis. Pertama, pola makan. Bukannya nggak suka makan, tapi di rumah nggak selalu ada makanan siap di atas meja makan. Ibu suka nggak masak. Kalau beli di luar, nggak bisa milih makanan apa yang akan ibu beli karena pasti sesuai selera dan segampangnya aja. Tapi sekarang gue coba untuk sering-sering makan buah dan sayur, at least minum air putih yang banyak. Kedua, olahraga. Kayak yang gue bilang tadi. Olahraga rutin yang gue lakukan cuma cheers, itu juga jaman SMA. Tapi sekarang gue udah coba ikutan senam, namanya senam Yama. Itu senam pengobatan gitu dan diadainnya tiap hari Minggu pagi. Ini sih ikut-ikut ibu aja. Ketiga, pola pikir. Pola pikir gue ini bisa dibilang makin ke sini makin ke sana. Gue selalu memikirkan hal-hal kecil yang sebenernya nggak terlalu penting untuk dipikirin. Gue selalu mikirin dampak apa yang akan terjadi kalau gue begini begitu. Gue selalu mikirin gue harus lakuin apa supaya nggak begini begitu. Sampe akhirnya gue jadi jarang banget untuk berfikir dan ngelakuin hal-hal positif. Makanya pusing mulu bawaannya. Sampe sekarang gue belum tau gimana cara ngerubahnya. Gue masih mengikuti arus. Ini aja masih sering ngeluh. Karena nggak tau sih menurut gue doang apa emang iya, lingkungan gue tuh kayak susah gitu buat bikin energi gue jadi positif, terutama di rumah. Keempat, pola hidup. Yang gue rasakan sekarang adalah gue jadi individu yang nggak produktif. Kayak yang tadi gue bilang tiap pulang ngampus gue pulang ke rumah terus jadi doing nothing gitu. Gue kebanyakan tidur, ngelamun, ngayal, dan jadi terlihat individualis yang efeknya bisa bikin stres sendiri. Terus akibatnya pola hidup gue jadi kacau, nggak sesuai jalur. Solusi yang gue lakukan untuk hal ini adalah mencari kesibukan. Tapi sayangnya banyak hal yang nggak sesuai keinginan. Kayak yang gue bilang, I don't do what I love. Gue jadi hidup dengan banyak pressure dan order.
Kayaknya cukup segitu aja curhat x mengeluh gue kali ini. Btw jam 5 sore nanti pengumuman SBMPTN nih. Gue berdoa semoga hasilnya adalah yang terbaik buat gue. Semoga yang terbaik itu adalah pilihan gue. Meskipun Allah lebih tau mana yang terbaik buat hamba-Nya, tapi gue sebagai selfish creature juga rasanya pengen banget kalau apa yang gue mau bisa tercapai, meskipun dengan usaha yang alakadarnya. May Allah see what's going on with my college life.
Kayaknya cukup segitu aja curhat x mengeluh gue kali ini. Btw jam 5 sore nanti pengumuman SBMPTN nih. Gue berdoa semoga hasilnya adalah yang terbaik buat gue. Semoga yang terbaik itu adalah pilihan gue. Meskipun Allah lebih tau mana yang terbaik buat hamba-Nya, tapi gue sebagai selfish creature juga rasanya pengen banget kalau apa yang gue mau bisa tercapai, meskipun dengan usaha yang alakadarnya. May Allah see what's going on with my college life.
0 komentar